top of page

Komunikasi yang Amat Sangat Penting

  • Writer: Fiinaa Farras Shiddiq
    Fiinaa Farras Shiddiq
  • Aug 16, 2017
  • 5 min read

Dari judulnya sih klise banget ya? Tapi jujur aja itu yang gue alamin baru-baru ini. Gak cuma berdasarkan pengamatan gue aja tapi juga berdasarkan pengalaman gue. Kenapa gue bisa bilang gini? Oke yang jelas gue gak akan nyeritain segamblang itu sih mengenai apa yang udah bener-bener gue alamin. Gue cuma mau berbagi sedikit aja tentang apa yang gue rasain kalo communication is the most important thing when you communicate with everything.

Dalam hubungan apapun itu, baik itu sama pasangan, orang tua, kakak, adik, sahabat, teman, rekan kerja, lingkungan sekitar, komunikasi itu bener-bener penting baaaaaannnnggggggeeeeeetttttt. Karena biasanya hubungan apapun itu mulai gak beres, mulai "goyang", mulai tumbuh "percikan-percikan api" disaat komunikasi antar pihak di dalamnya bermasalah. Emang terkesan sepele sih, tapi bisa jadi dari hal yang awalnya kita anggap sepele ini yang bisa memicu hal-hal tidak baik kedepannya.

Ketika orang punya masalah sama orang lain, atau lebih gampangnya katakanlah mereka lagi berantem, bertengkar, marah-marahan, diem-dieman, atau apapun itu yang sebenernya saling menyakiti perasaan mereka masing-masing tanpa tau apa yang sebenernya terjadi, disitu yang rugi siapa? Ya mereka juga. Kenapa? Karena mereka sudah kalut sama diri mereka masing-masing, they're too selfish. Menganggap hanya dirinyalah yang sepenuhnya benar tanpa mau mendengar terlebih dahulu penjelasan apapun dari orang lain. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman gue sampe saat ini, lagi-lagi hal pokok yang jadi inti masalah disini apa? Ya karena mereka ga mau saling mengomunikasikan hal-hal yang ada diantara mereka. Mereka kurang terbuka, belum bisa menaruh rasa percaya sepenuhnya kepada orang lain. Jadi bisa aja awal-awalnya mungkin berusaha ditutup-tutupin, tapi lama-lama apa iya gak akan ketauan juga tuh yang ditutup-tutupin. Sepinter dan selihai apapun disembunyiin, akan ada masanya hal-hal itu terbongkar juga. Lagi, biasanya yang tadi gue bilang, seseorang gak berani buat nyampein hal itu karena dia gak terbuka sama orang lain tadi. Merasa fine-fine atau oke-oke aja buat dilakuin atau di"simpen" sendiri. Sampe akhirnya seseorang akan ada pada titik, "Gue gak bisa ngelakuin hal ini terus, ada saatnya hal ini akan dia/mereka tau, dan gue gak boleh egois." Ketika seseorang udah sampe di titik itu, coba pelan-pelan direnungin lagi, yang dilakuin tuh bener apa gak. Bener di mata kita apa iya bener di mata orang lain. Lihatlah dari sudut pandang yang berbeda. Ketika kita ingin dihargai oleh orang lain, cobalah kita menghargai mereka terlebih dahulu, atau bahkan mungkin kita juga belum bisa sepenuhnya menghargai diri kita sendiri sampe-sampe kita melakukan hal-hal yang gak seharusnya. Mungkin disini gue hanya akan membahas hubungan yang paling umum dan mendasar yang pernah dirasain setiap orang. Yes! Hubungan ama pasangan. Biasanya masalahnya gak jauh-jauh dari masalah waktu, orang ketiga, ekonomi(buat mereka yg sudah menikah), dan hm apalagi ya itu sih masalah terbesar yang gue tau. Dari waktu, kita jadi suka berantem ama pasangan karena dia yang katanya gak luangin waktunya buat kita lah, gak mau ngorbanin lah padahal kita udah mati-matian gak ngumpul ama temen deket atau siapapun itu biar kita bisa ketemu ama pasangan tapi ternyata pasangan kita itu emang bener-bener belum bisa ketemu. Disitu akan bermasalah kalo kedua pihak gak mau saling mengerti dan memaklumi kesibukan masing-masing. Jadinya ujung-ujungnya? Berantem. Gak ada waktu seringkali dijadiin alesan, "kamu udah bosen ya sama aku", atau, "kamu ketemu sama orang lain ya", dan banyak hal-hal "menye" lainnya yg jujur dari kami sisi kaum hawa pasti akan lebih protektif. Lalu masalah orang ketiga. Ini juga sama, gak mungkin suatu hubungan ama lawan jenis bermasalah salah satunya kalo bukan krn orang ketiga. Banyak pepatah bilang, "mau kita 'ikat' dia sekuat apapun, kalo emang udah dasarnya mau selingkuh, ya selingkuh aja. Pun sebaliknya, mau kita bebasin dia sebebas-bebasnya, kalo emang dia orangnya dari awal emang komitmen bener-bener ama pasangannya, ya dia akan tetep 'pulang' ke lu, gak ke orang lain." Kalo dipikir-pikir bener juga sih. Kita gak bisa membatasi gerak seseorang dengan dunianya. ada kalanya kita dan pasangan kita butuh waktu untuk "me time"nya masing-masing. Titik jenuh dalam suatu hubungan pasti ada. Tinggal masalahnya pasangan yang ada dalam hubungan itu mampu membuat hubungan itu lebih "warna-warni" apa gak. Karena biasanya seseorang jenuh ama hubungannya karena hal yang mereka lakuin itu-itu aja. Maksudnya mereka gak punya aktivitas lain yg anti mainstream kalo kata anak jaman sekarang (lah emang gue anak jaman kapan), jadi aja suka bosen. Makanya cobalah sekali-kali lakuin hal yang berbeda dari biasanya saat kalian meng-treat pasangan kalian. Mungkin aja dengan hal-hal itu bisa menambah rasa antara kalian (waduw rasa apaan tu), dan mungkin kalian bisa lebih mengenal sifat dan karakter dari pasangan kalian itu. Buat masalah ekonomi, biasanya dialami sama mereka yg udah berkeluarga. Gue juga gak begitu bisa menjabarkan dengan pas karena gue belum berkeluarga. Tapi sepengamatan gue, dari sisi ekonomi ini juga bisa buat hubungan ama pasangan bermasalah. Disaat kita nuntut pasangan kita buat menambah finansialnya tanpa kita mengetahui mungkin pasangan kita udah mengeluarkan effort yang berlebih, cuma dia gak mau bilang ke kita karena dia gak mau kita khawatir. Kita cuma bisa nuntut nuntut dan nuntut tanpa ngeliat seberapa besar usaha dia. Disini salahnya lagi-lagi apa? Gak ada komunikasi, padahal kalo orang udah berkeluarga komunikasi itu hal yang teramat sangat penting bukan? Supaya segala masalah apapun itu bisa clear, gak ada ganjel-ganjelannya lagi, karena berkeluarga bukan hanya untuk hari ini, esok, dan lusa, tapi tentu berharap untuk selamanya (aamiin). Nah dari ketiga masalah itu biasanya salah satu, salah dua, atau ketiga-tiganya pasti pernah muncul dalam hubungan ama pasangan. Tinggal bagaimana kedua pihak bisa menyelesaikannya dengan matang dan pas. Tapi masalah-masalah itu pasti akan selalu ada sih dalam hubungan apapun. Ibarat musik, kalo nadanya datar begitu aja gak akan indah didenger, harus ada nada-nada miringnya lah. Begitu juga dengan hidup, kalo biasa-biasa aja ya gak seru kan? Kayak rollercoaster aja ada kalanya naik, bisa juga tau-tau langsung turun. Dengan hidup yang seperti itu kita bisa lebih mensyukuri hal-hal yang ada di sekitar kita, kita juga bisa berbagi pengalaman ama orang lain. Bahkan kita bisa mengambil pelajaran dari setiap permasalahan yang ada supaya jika suatu saat kita ada (lagi) dalam permasalahan yang sama, kita bisa lebih bijaksana menghadapinya, atau kita bisa ngasih saran buat orang lain yang lagi punya masalah yang pernah kita alamin. Betapa komunikasi itu amat sangat penting bukan? Maka dari itu, saat ada masalah apapun itu dalam suatu hubungan, coba dipikir baik-baik lagi, segala sesuatunya udah dikomunikasikan dengan baik belum? Udah coba nurunin ego masing-masing belum? Udah coba bicara dengan kepala dingin? Jangan sampai kita kalah dengan emosi kita dan pada akhirnya saling melempar tanggung jawab masing-masing. Jangan terus menerus menyalahkan orang lain. Coba lihat diri kita sendiri dulu, kita udah memberikan yang terbaik belum buat orang tersebut. Gak akan ada asap kalo gak ada api. Gak akan ada masalah kalo gak ada hal-hal yang menjadi pemicu masalahnya. Jadi tolong jika ada masalah apapun itu, coba bicarain baik-baik, saling menghargai itu penting banget. Dan yang terpenting, ada masalah pasti ada solusi. Seberat apapun itu "badai" yang menerjang, percaya akan ada "pelangi" yang indah setelahnya. Bersama kesulitan ada kemudahan. Masalah diberikan supaya kita bisa lebih naik kelas, naik ke level berikutnya. Jangan merasa jadi orang yang paling menderita pas ada masalah. Toh emas indah yang selama ini kita lihat sudah melalui proses panjang untuk menjadi sesuatu yang lebih bernilai kan? Sama juga dengan diri kita. Jika ingin menjadi pribadi yang lebih baik ya tentu Allah juga akan ngasih masalah-masalah yang mampu dan layak untuk membuat kita jadi pribadi yang lebih baik. Jadi apapun itu intinya, coba segala sesuatunya komunikasikan dengan baik. Dan yang terpenting ada masalah pasti ada solusi.


Recent Posts

See All
Terima Kasih dan Maaf

Dimana-mana lagi banyak yang bahas gimana respon mereka setelah nonton Pilu Membiru Experience - Kunto Aji. Sama, disini juga mau coba...

Ā 
Ā 
Ā 
Bukan Tujuan Saat Ini

Hula Hula Hulala... Jadi kesibukan akhir-akhir ini karena udah memasuki semester-semester akhir, gue lagi praktik di salah satu sekolah...

Ā 
Ā 
Ā 
20 tahun

Hm.. 2, 0, dan tahun. Dua-puluh-tahun, WOOOWWWW!!! Kalo ditanya gimana rasanya ada di umur segini, sebenernya biasa aja. Sama aja sama...

Ā 
Ā 
Ā 

Commenti


© 2023 by The Book Lover. Proudly created with Wix.com

bottom of page